Jika kita ingin menyablon sendiri, peralatan yang dibutuhkan cukup mudah ditemukan. Cukup datangi saja toko bahan sablon untuk mendapatkan peralatan (screen dan rakel) serta cat. Proses menyablon sendiri sebenarnya adalah proses pelapisan cat ke media (dalam hal ini tentu saja kain) melalui pencetak (yang disebut screen berupa penyaring berpori-pori). Untuk
proses penyablonan dengan screen sendiri ada empat tahapan. Dimulai dari tahap persiapan design, pengafdrukan, penyablonan dan pengeringan.
Tahap 1 : Persiapan Design
Ini adalah proses menyiapkan desain yang telah kita buat untuk disalin ke dalam layar (screen). Gambar tersebut akan dipisahkan menurut warnanya masing-masing. Proses pemisahan bentuk menurut warna ini bisa dilakukan dengan aplikasi grafic design vector ataupun bitmap. Setelah itu, gambar dicetak untuk dijadikan sebagai salinan (biasa disebut film)
Hasil cetakan gambar ini nantinya akan dicetak pada screen lewat proses pengafdrukan. Pencetakan gambar biasanya dilakukan diatas kertas kalkir atau plastik mika (yang biasa digunakan untuk presentasi dengan proyektor). Bisa juga dilakukan pada kertas HVS biasa yang kemudian dibaluri minyak sayur.
Pencetakan dilakukan menggunakan printer laser. Penggunaan printer laser dimaksudkan agar hasil cetakan film pekat dan menutupi objek dengan baik. Kalau kita menggunakan printer inkjet, biasanya hasil cetakannya kurang pekat dan tidak menutupi objek dengan padat.
Tahap 2: Pembuatan Film
Sebelum melakukan pengafdrukan, screen yang akan dijadikan sebagai pencetak mesti dibersihkan dan dikeringkan. Tahap ini meliputi pemberian obat, pembuaan film dan pencucian obat pada screen. Didalam tahap pemberian obat, peralatan yang dibutuhkan antara lain screen, cairan afdruk, kipas angin, alat perata, dan screen. Ini adalah proses dimana screen dilumuri dengan cairan afdruk, lalu dikeringkan. Semuanya harus dilakukan dalam ruangan tertutup yang tidak terkena sinar matahari.
Setelah cairan afdruk kering di atas screen, masuki tahap pembuatan film pada screen. Kita akan membutuhkan alat-alat seperti kaca, gambar design,screen, kain hitam, busa screen, dan papan. Semua alat tersebut atakn kita gunakan untuk membentuk cetakan diatas screen dengan bantuan sinar matahari atau lampu.
Susun secara berurut (dari bawah ke atas) papan alas, busa screen, kain hitam, screen, kertas berisi gambar dan kaca. Sebelum disusun, kertas gambar sebaiknya diolesi minyak goreng. Selanjutnya sinari screen dengan sinar matahari selama 3 sampai 10 detik (tergantung dari intensitas sinar dan cairan afdruk yang dipakai).
Setelah screen disinari, perangkat tersebut harus kita cuci untuk membersihkan bekas-bekas cairan afdruk dengan menyemprotkan air ke screen.
Tahap 3: Penyablonan
Ini adalah proses melapisi media cetak dengan cat, dengan bantuan screen sebagai saringan pencetaknya. Secara sederhana gambaran proses ini adalah dengan menaruh screen diatas kain, melumuri screen dengan cat sablon, lalu meratakannya dengan alat yang bernama rakel.
Untuk satu warna digunakan satu screen. Jadi jika kamu menggunakan desain empat warna, maka screen akan dibutuhkan berjumlah 4 buah. Sebaiknya pelumuran dilakukan dengan warna terlebih dahulu hingga warna gelap diurutan terakhir.
Melakukan proses penyablonan memang membutuhkan latihan berulang-ulang agar lancar dan hasilnya memuaskan. Sangat jarang yang melakukannya langsung jadi pada tahap pertama percobaan. Tahap tersulit adalah proses pembuatan film.
Jika dirasa susah, kamu bisa menggunakan cara yang lebih mudah dan cepat: Minta ke Tukang sablon untuk mengerjakannya..hehehe
Tahap 4: Pengeringan
Ini adalah tindakan yang perlu kita lakukan setelah penyablonan. Prosesnya tak sekedar menjemurnya di bawah sinar matahari terik karena beberapa teknik sablon memerlukan teknik pengeringan khusus. Yang umum dilakukan memang menjemur atau ‘mengangin-anginkannya’.
Dapat juga mengeringkan dengan bantuan alat pengering seperti blower, hairdryer,atau kipas angin. Setiap tinta cetak memerlukan waktu untuk mengering dengan sempurna. Belum tentu hasil sablon benar-benar mengering meski setelah dipegang terasa kering. Beberapa jenis cat memerlukan tindakan curing. Proses ini memerlukan alat khusus. Misalnya, tinta jenis plastisol yang perlu melalui proses pemanasan dalam temperatur yang sangat panas (sekitar 143-116 derajat celcius), biasanya dengan menggunakan mesin conveyer atau flash heater. Tinta sablon jenis karet juga memerlukan proses curing, dengan menggunakan alat mesin hotpress bertemperatur sekitar 110-130C.
Ada pula jenis tinta sablon tertentu yang membutuhkan tindakan pengovenan (pemanggangan) untuk mencapai titik pengeringan yang sempurna. Jika proses pengeringan diabaikan, kualitas sablon biasanya buruk seperti pecah-pecah, luntur, pudar dan sebagainya.
Sekian tahap-tahap dalam penyablonan..thanks...