Kamis, 21 April 2011

Template Kaos Untuk contoh design

Jika anda ingin berjualan kaos pre-order sebut saja berjualan di KASKUS, tentu anda sangat membutuhkan contoh design yang ingin di pajang di lapak anda. Dan design contoh kaos anda biasanya menggunakan template kaos. Setelah design dibuat di CorelDRAW atau Photoshop, barulah di tempelkan ke Template kaos tsb.


Template diatas contoh penggunaan  untuk contoh dalam lapak FJB kaskus. Bila anda belum terlalu mahir untuk mendesign suatu kaos, mungkin anda bisa menggunakan 'vector magic'. Anda bisa search di google. banyak sekali yang menyediakan gratis. Fungsinya software tersebut adalah mengubah bentuk image yang tadinya format Jpg ke vormat vector. Karena untuk sablon dibutuhkan image yang beresolusi tinggi sehingga tidak pecah design tersebut ketika dibuat film pada saat proses sablon.

Selasa, 19 April 2011

Mengenal Proses Separasi


Sebenarnya apa itu separasi? Sesuai namanya, ini adalah proses pemisahan warna. Tepatnya  pemisahan warna dalam gambar design untuk dijadikan film. Pada umumnya separasi terbagi atas dua jenis : separasi spot color dan separasi CMYK process color.
Spot color atau warna blok biasanya untuk design berbentuk vector. Pemisahan warna disini tergantung warna yang digunakan oleh gambar. Jika ada tiga warna, maka gambar akan dipisahkan bentuknya menurut warna. Masing-masing warna akan di sablon dalam tiga screen yang berbeda.
Sedangkan, separasi process adalah pemisahan warna gambar menurut channel warnanya. Biasa digunakan untuk pembuatan film untuk gambar bitmap atau raster. Sebuah gambar bitmap dipisah menurut channel warna (CMYKW-Cyan, Magenta,Yellow,Black,White). Kemudian, setiap channel akan diterakan pada screen yang berbeda.

Men-design Vector
Disini, bahasan terfokus pada gambar vector karena keunggulannya dalam menampilkan gambar dengan blok warna yang bagus. Untuk aplikasinya tentu CorelDRAW yang umum dipakai, akan digunakan. Versi terakhirnya, yang menyediakan banyak tool anyar dipilih.

Bitmap VS Vector
Didalam olah grafis digital ada dua jenis gambar, yakni gambar raster (bitmap based) dan Vector (vector based). Foto tergolong gambar raster atau bitmap. Perbedaan keduanya tak begitu kentara, walau pun kamu mencetaknya. Apalagi kalau ukuran kedua gambar amat kecil dan tak detail. Bedanya baru ketahuan jika kita memperbesarnya di computer.
Beda gambar bitmap dan vector terletak pada materi penyusunnya. Gambar bitmap tersusun oleh sebaran bintik-bintik (pixel) beraneka warna. Pixel-pixel tersebut tersebar dalam pola grid. Lain dari itu, gambar vector terbentuk dari path. Path ini terdiri dari garis (line segment) dengan beberapa titik (node) dari awal hingga akhir garis.

Minggu, 17 April 2011

Men-design sebelum menyablon

Sebelum menyablon tentu gambar yang akan disablon harus disiapkan. Untuk membuatnya, kamu bisa menggunakan bantuan komputer. Design-nya? Sesukan ente.haha...
Pilihan aplikasinya pun bebas, namun banyak designer kaos “distro” menggunakan vector coreldraw untuk men-design kaos.

Menyablon dengan teknik screening sangat cocok dengan desain-desain berwarna solid. Design dengan bentuk dan warna solid akan kamu dapatkan dengan menggunakan vector. Aplikasi vector banyak pilihannya. Ada adobe illustrator, coreldraw, dan adobe flash. Yang terakhir adalah aplikasi untuk animasi berbasis vector.
Namun teknik screening sendiri bisa diterapkan pada gambar bitmap/raster, dimana gambar tersebut akan melalui tindakan separasi process untuk pemisahan warna. Untuk proses ini, bisa menggunakan aplikasi oleh digital semacam photoshop.

Sabtu, 16 April 2011

Clothing Label

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika kamu hendak membuat usaha clothing label. Karena ini sudah bersifat usaha, maka orientasi bisnis harus dijalankan, mulai dari melihat pasar, menentukan design khas yang berpeluang diminati hingga hal-hal terkecil.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah design gambar kaos yang wajib unik dan khas. Ini tentu untuk membedakan produksi kaos kita dengan label lain. Carilah tema yang belum ada jika bisa.
Selain itu kamu juga harus menentukan material kaos yang hendak digunakan. Pilih yang nyaman dipakai meski harganya lebih mahal. Kaos yang tak nyaman tak akan dilirik konsumen. Kamu juga harus menyiapkan label kaos sebagai identitas. Bisa berupa label bordir, yang kemudian dijahit di belakang leher atau lengan, atau sablon. Label sablon lebih murah ketimbang label bordir yang mensyaratkan pemesanan dalam jumlah banyak, minimal 200-300 lusin dengan harga sekitar 1500 rupiah perlusin.

Yang tak kalah penting adalah soal pemasaran. Ini harus diperhatikan sedari awal karena menyangkut distribusi penjualan. Tanpa memikirkan ini, tentu produk buatanmu akan sulit dikenal oleh konsumen. Menitipkan ke distro atau menjualnya secara online adalah cara alternatif. 

Teknik sablon Screen

Jika kita ingin menyablon sendiri, peralatan yang dibutuhkan cukup mudah ditemukan. Cukup datangi saja toko bahan sablon untuk mendapatkan peralatan (screen dan rakel) serta cat. Proses menyablon sendiri sebenarnya adalah proses pelapisan cat ke media (dalam hal ini tentu saja kain) melalui pencetak (yang disebut screen berupa penyaring berpori-pori). Untuk proses penyablonan dengan screen sendiri ada empat tahapan. Dimulai dari tahap persiapan design, pengafdrukan, penyablonan dan pengeringan.

Tahap 1 : Persiapan Design

Ini adalah proses menyiapkan desain yang telah kita buat untuk disalin ke dalam layar (screen). Gambar tersebut akan dipisahkan menurut warnanya masing-masing. Proses pemisahan bentuk menurut warna ini bisa dilakukan dengan aplikasi grafic design vector ataupun bitmap. Setelah itu, gambar dicetak untuk dijadikan sebagai salinan (biasa disebut film)

Hasil cetakan gambar ini nantinya akan dicetak pada screen lewat proses pengafdrukan. Pencetakan gambar biasanya dilakukan diatas kertas kalkir atau plastik mika (yang biasa digunakan untuk presentasi dengan proyektor). Bisa juga dilakukan pada kertas HVS biasa yang kemudian dibaluri minyak sayur.
Pencetakan dilakukan menggunakan printer laser. Penggunaan printer laser dimaksudkan agar hasil cetakan film pekat dan menutupi objek dengan baik. Kalau kita menggunakan printer inkjet, biasanya hasil cetakannya kurang pekat dan tidak menutupi objek dengan padat.

Tahap 2: Pembuatan Film

Sebelum melakukan pengafdrukan, screen yang akan dijadikan sebagai pencetak mesti dibersihkan dan dikeringkan. Tahap ini meliputi pemberian obat, pembuaan film dan pencucian obat pada screen. Didalam tahap pemberian obat, peralatan yang dibutuhkan antara lain screen, cairan afdruk, kipas angin, alat perata, dan screen. Ini adalah proses dimana screen dilumuri dengan cairan afdruk, lalu dikeringkan. Semuanya harus dilakukan dalam ruangan tertutup yang tidak terkena sinar matahari.
Setelah cairan afdruk kering di atas screen, masuki tahap pembuatan film pada screen. Kita akan membutuhkan alat-alat seperti kaca, gambar design,screen, kain hitam, busa screen, dan papan. Semua alat tersebut atakn kita gunakan untuk membentuk cetakan diatas screen dengan bantuan sinar matahari atau lampu.

Susun secara berurut (dari bawah ke atas) papan alas, busa screen, kain hitam, screen, kertas berisi gambar dan kaca. Sebelum disusun, kertas gambar sebaiknya diolesi minyak goreng. Selanjutnya sinari screen dengan sinar matahari selama 3 sampai 10 detik (tergantung dari intensitas sinar dan cairan afdruk yang dipakai).
Setelah screen disinari, perangkat tersebut harus kita cuci untuk membersihkan bekas-bekas cairan afdruk dengan menyemprotkan air ke screen.

Tahap 3: Penyablonan

Ini adalah proses melapisi media cetak dengan cat, dengan bantuan screen sebagai saringan pencetaknya. Secara sederhana gambaran proses ini adalah dengan menaruh screen diatas kain, melumuri screen dengan cat sablon, lalu meratakannya dengan alat yang bernama rakel.
Untuk satu warna digunakan satu screen. Jadi jika kamu menggunakan desain empat warna, maka screen akan dibutuhkan berjumlah 4 buah. Sebaiknya pelumuran dilakukan dengan warna terlebih dahulu hingga warna gelap diurutan terakhir.
Melakukan proses penyablonan memang membutuhkan latihan berulang-ulang agar lancar dan hasilnya memuaskan. Sangat jarang yang melakukannya langsung jadi pada tahap pertama percobaan. Tahap tersulit adalah proses pembuatan film.
Jika dirasa susah, kamu bisa menggunakan cara yang lebih mudah dan cepat: Minta ke Tukang sablon untuk mengerjakannya..hehehe

Tahap 4: Pengeringan

Ini adalah tindakan yang perlu kita lakukan setelah penyablonan. Prosesnya tak sekedar menjemurnya di bawah sinar matahari terik karena beberapa teknik sablon memerlukan teknik pengeringan khusus. Yang umum dilakukan memang menjemur atau ‘mengangin-anginkannya’.
Dapat juga mengeringkan dengan bantuan alat pengering seperti blower, hairdryer,atau kipas angin. Setiap tinta cetak memerlukan waktu untuk mengering dengan sempurna. Belum tentu hasil sablon benar-benar mengering meski setelah dipegang terasa kering. Beberapa jenis cat memerlukan tindakan curing. Proses ini memerlukan alat khusus. Misalnya, tinta jenis plastisol yang perlu melalui proses pemanasan dalam temperatur yang sangat panas (sekitar 143-116 derajat celcius), biasanya dengan menggunakan mesin conveyer atau flash heater. Tinta sablon jenis karet juga memerlukan proses curing, dengan menggunakan alat mesin hotpress bertemperatur sekitar 110-130C.
Ada pula jenis tinta sablon tertentu yang membutuhkan tindakan pengovenan (pemanggangan) untuk mencapai titik pengeringan yang sempurna. Jika proses pengeringan diabaikan, kualitas sablon biasanya buruk seperti pecah-pecah, luntur, pudar dan sebagainya.

Sekian tahap-tahap dalam penyablonan..thanks...

Jumat, 15 April 2011

Beberapa Jenis Sablon Screen

Ini lah beberapa jenis sablon screen:

Sablon rubber
Sering disebut sablon karet GL. Ini adalah cat sablon yang paling sering digunakan. Dapat diterapkan pada kaos berwarna terang dan gelap. Bersifat melapisi dan menutupi rajutan kain secara penuh. Sangat awet dan dapat disetrika.

Pigment
Cat sablon yang menyerap langsung ke bahan. Tidak dapat kentara pada kaos gelap sehinga hanya bagus digunakan pada kaos berwarna terang. Untuk Kaos gelap, kita bisa gunakan cat sejenis pigment yaitu superwhite.

Plastisol
Cat sablon berbahan dasar minyak, dengan kemampuan untuk mencetak dot/rester yang sangat kecil dengan hasil proma. Tanpa limbah dan sangat irit. Untuk mengeringkan hasil sablonannya dibutuhkan pengeringan dengan sinar inframerah.

Timbul/foam
Cat sablon dengan efek timbul. Jenisnya ada yang water based dan oil based dengan bentuk timbul yang berbeda. Untuk membuat efek timbul ini biasanya dilakukan proses pemanasan dalam tahap pascasablon.

Glitter
Teknik sablon yang membuat efek kilap [ada hasil sablon. Teknik ini menggunakan lapisan tinta yang diberi campuran serbuk logam. Jenisnya ada yang halus dan juga yang kasar.

Glow in the dark 
Sablon ini menyala dalam gelap. Cat ini ada yang berjenis Water based dan juga oil based. Visual saat menyala hanya menampilkan outline gambar bukan keseluruhan gambar.

Foil
Teknik sablon dengan menggunakan bahan kertas logam sebagai tampilannya. Untuk proses penyablonan secara digital gambar desain harus dicetak di kertas logam dengan bantuan mesin pemotong. Jika menggunakan teknik sablon screen gambar disablon dengan screen bermedia lem tekstil. Selanjutnya gambar di tempel di atas kaos dan di hotpress

Flock
Sablon dengan hasil sablonan yang menyerupai beludru.Ada pula jenis flocking yang menggunakan teknis seperti sablon foil, yang menggunakan bahan beludru yang dipotong denga bantuan mesin pemotong.

About Sablon Screen

Dalam Sablon screen terdapat beraneka jenis sablon. Biasanya dikenali atas cat yang digunakan dan teknik pengerjaan yang dilakukan. Sebut saja sablon rubber, pingment, plastisol, glow in the dark, flock, foam dan sebagainya. Cat sablon secara luas dibagi atas dua jenis, yaitu cat berbahan dasar air (water based) seperti rubber, pigment dan cat berbahan dasar minyak (oil bassed) seperti plastisol. Penerapan dalam proses penyablonan juga berbeda.

Merancang dan Membayangkan

Saat men-design gambar kaos, ada baiknya kita juga membayangkan jenis sablon yang akan digunakan karena visual desain nanti juga tergantung dari jenis sablon yang dipakai. Untuk itulah kita juga harus memahami setiap kriteria jenis sablon tersebut. Pemahaman jenis sablon akan memudahkan kita untuk menerapkan design grafic yang diinginkan.

Setelah memahami jenis sablon, sebaiknya kita juga memahami teknik sablon. Dengan pemahaman teknik sablon, kita dapat memilah design mana saja yang mudah diterapkan untuk proses penyablonan. Selain itu kita juga dapat berkreasi lebih bebas dan tak khawatir design yang dirancang tak dapat disablon karena rumit atau kendala lainnya. Inilah beberapa jenis sablon yang kerap digunakan “kaos Distro”.

Jenis Sablon

Jenis Sablon

Ada dua jenis sablon yang biasa digunakan untuk menyablon kaos yaitu sablon digital dan sablon screen (screen printing). yang terakhir adalah teknik sablon konvensional yang kini banyak dipakai untuk menyablon "kaos distro" yang membedakan keduanya adalah teknik pengerjaan dan kualitas hasilnya. Sablon digital cenderung lebih cepat dikerjakan namun kualitas dan variasi sablon lebih banyak kalo kita menggunakan sablon screen.

Sablon digital

Sablon digital adalah teknik menyablon dengan menggunakan transfer paper dan mesin heat press. Peralatan yang diperlukan adalah komputer untuk mendisain, printer sebagai alat pencetak, transfer paper sebagai media cetak desain, mesin heat press sebagai alat untuk memindahkan desain ke kain. Proses sablon digital singkat, diawali dengan mencetak desain diatas trasfer paper menggunakan printer. Kemudian, kertas transfer tersebut di hotpress diatas kain dengan tekanan dan panas tertentu

Sablon Screen

Tenik ini seperti mencetak lapisan-lapisan warna diatas kain. Tekniknya sendiri berupa proses pelapisan cat ke kain melalui pencetak (yang disebut screen berupa penyaring berpori-pori), yang terdiri dari tiga tahapan: Persiapan desain, pengafdrukan, dan penyablonan. Desain gambar yang sudah jadi, dipisahkan menurut warnanya masing-masing, kemudian masing-masing dicetak per bagian warna secara bertahap sehingga membentuk gambar desain semula. Sablon screen ini pun terdapat jenis yang beraneka ragam, dan akan dibahas di postingan selanjutnya..

All about Material Kaos Distro

Kain distro memang memiliki kekhasan utama di desainnya yang tak pasaran dan beberapa bersifat eksklusif. Namun untuk materialnya sendiri, ada kekhasan yang menjadi patokan dalam produksi kaos distro. Berikut Jenis-jenis material kaos distro:

Katun Combed
Kaos jenis ini memiliki serat benang yang halus. Hasil rajutan dan penampilan benangnya lebih rata. Sifatnya menyerap keringat dan tidak panas karena bahan baku dasarnya adalah serat kapas. Jatuhnya kain luwes. Kain katun combed memiliki beberapa jenis yaitu combed 20s, 24s dan 30s. Perbedaan dari ketiga jenis kain katun combed tersebut adalah ketebalan dan gramasi benang rajutan yang digunakan. Semakin tinggi nilainya semakin maka kaos semakin tebal
- Benang 20s, gramasi bahan kaos antara 180 sampai dengan 220 gram per meter persegi untuk rajutan single knitt.
- Benang 24s, gramasi bahan kaos antara 170 sampai dengan 210 gram per meter persegi untuk jenis rajutan single knitt.
- Benang 30s, gramasi bahan kaos antara 140 sampai dengan 160 gram per meter persegi untuk jenis rajutan single knitt.

Katun Carded
Jenis katun ini mempunyai serat benang yang kurang halus dibandingkan combed. Hasil rajutan dan penampilan bahan lebih jarang namun tebal. Sifatnya menyerap keringat dan tidak panas karena bahan baku dasarnya serat kapas. Kain lebih kaku dan mudah ditempeli srabut.

Kamis, 14 April 2011

Distro

Awal sekitar tahun 2000an fesyen dimeriahkan oleh munculnya tren kaos “distro”. Tren ini menggeser maraknya tren factory outlet sebelumnya. Para anak muda pun jika tak memakai kaos “distro” gak keren katanya.

Kaos oblong memang sudah banyak diminati. Dari toko pakaian yang kecil hingga skala besar kaos oblong ini pasti diminati. Berbagai tren warna dan desain yang membedakan brand mereka dengan yang lainnya.

Untuk penyuka seni grafis, kaos “distro” layaknya karya seni “berjalan” ketika konsumen memakainya. Desain kaos memang tidak dibuat secara asal karena umumnya setiap produsen memiliki desainer khusus untuk produknya. Mereka slalu mengejar ide-ide baru dan fresh serta mengedepankan originalitas dalam karyanya. Karean tidakan jiplak menjiplak sangat dihindari.

Berawal dari industri “iseng-iseng” yang kemudian diminat banyak orang, produksipun meningkat. Daya tarik kaos “distro”, yang diproduksi secara limited untuk setiap desainnya, disertai desainnya yang apik dan umumnya unik.

Tren ini bermula dari Bandung. Sampe-sampe kota ini dijuluki Paris Van Java. Karena tingginya minat fesyen di kota ini. Distro yang singkatan dari distribution store hanyalah sebuah toko kecil tempat menjual barang-barang (umumnya busana dan aksesoris) titipan. Tak beda dengan dept store, semisal matahari dan ramayana. Distro ini hanya saja dalam skala kecil dan dept store skalanya sudah besar.
Clothing dan distro tak bisa dipisahkan karena di distrolah para pemilik clothing menitip jual barang. Beberapa clothing yang terbilang sudah mapan memiliki distro dengan plang nama brand-nya sendiri, dan menerima titipan produk dari clothing lain.

Ayo Mendisain

Halo..para desainer! baik yang udah ahli maupun yang baru belajar. senang rasanya saya disini, ingin berbagi ilmu tentang desain-desain kaos. Oke, sebelum ke topik kita yaitu mendisain, saya ingin memperkenalkan diri saya. Saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir, maaf jurusan kuliah saya tidak ada hubungannya sama sekali dengan disain mendisain. Akan tetapi, saya punya minat khusus terhadap disain-disain t-shirt. Saya tinggal di Yogyakarta.

Blog ini sengaja saya buat untuk tujuan lebih kepada yang sedang belajar desain menggunakan corel draw. Saya bukan seseorang yang ahli, saya juga masih belajar sama seperti anda. dimohon kedepannya, saya ingin meminta bantuan para disainer yang sudah handal untuk mengkoreksi/memberikan masukan-masukan kepada saya, supaya saya bisa menjadi yang lebih baik.

demikian sedikit pembukaan dari saya, semoga blog ini bermanfaat. Thank you